Setiap
anak diciptakan Tuhan unik adanya. Meski dibesarkan dalam keluarga yang
sama, oleh orang tua yang sama, tetapi anak-anak tidak mengalami
pemenuhan kebutuhan akan kasih yang sama, karena setiap anak memiliki
bahasa kasih yang berbeda-beda.
Hanya anak yang merasa benar-benar dikasihi dan diperhatikan akan
mengalami pemenuhan “tangki emosi”nya, dengan demikian mereka memiliki
kekuatan emosional yang dapat memberi bahan bakar sewaktu melalui
hari-hari yang penuh dengan tantangan.
Kelima bahasa kasih menurut Gary Chapman adalah:
1. Sentuhan fisik
Sentuhan
fisik adalah bahasa kasih yang paling mudah digunakan tanpa syarat
dalam keluarga, seperti menepuk pundak, menggandeng, merangkul, memeluk
dan sebagainya, yang penerepannya dpat berbeda menurut usia dan jenis
kelaminnya. Sekalipun sentuhan fisik merupakan kebutuhan setiap anak,
khususnya tahun-tahun pertama usianya, tetapi dalam masa pertumbuhannya,
anak dengan bahasa kasih sentuhan ini meliki kebutuhan yang lebih
daripada anak dengan bahasa kasih yang lain, sebaliknya, anak dengan
bahasa setuhan fisik juga akan lebih terluka jika tindakan pendisiplinan
dilakukan dalam bentuk fisik, misalnya dengan memukul.
2. Kata-kata penegas
Kata-kata
penegas sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seorang anak, tetapi
bagi anak dengan bahasa kasih kata-kata penegas, kata-kata yang
diucapkan oleh orang tuanya adalah “penentu” bagi barometer emosinya.
Anak-anak dengan bahasa kasih kata-kata penegas haus akan kata-kata pujian,
dukungan, motivasi, pernyataan kasih sayang, yang secara eksplisit
diucapkan berulang kali kepadanya dan dengan cara yang tepat.
Sebaliknya, kata-kata negative yang diucapkan terhadapnya juga dapat
sangat melukainya.
3. Waktu berkualitas
Sekalipun
setiap anak mengharapkan kebersamaan terhadap orang tuanya, tetapi
anak-anak dengan bahasa kasih waktu berkualitas membutuhkan lebih
daripada anak-anak dengan bahasa kasih lainnya. Memberikan waktu
berkualitas berarti memberikan perhatian yang terfokus dan tidak terbagi
dengan yang lain, dapat dinyatakan melalui kontak mata, berbagi pikiran
dan perasaan, bercerita atau melakukan sesuatu bersama-sama. Anak-anak
seringkali berprilaku sangat mengganggu, khususnya bagi orang tua yang
tingkat kesibukannya tinggi, sebenarny ulah mereka merupakan upaya untuk
mendapatkan waktu dan perhatian untuk mengisi tangki emosinya yang
kosong.
4. Hadiah
Anak-anak
dengan bahasa kasih hadiah merasa dirinya dicintai bila orang tua
memberi hadiah kepada mereka, tetapi bukan hadiah yang diberikan oleh
orang tua untuk menggantikan keterlibatan mereka secara pribadi karena
sibuk, atau sebagai imbalan, suap atau penebus rasa bersalah. Karena
hadiah yang mengisi tangki emosi anak adalah hadiah yang diberikan
sebagai ungkapan kasih yang tulus.
5. Layanan
Anak
dengan bahasa kasih layanan akan merasa dikasihi jika dibantu, diajari,
dan senantiasa hadir disaat mereka membutuhkan. Walaupun perhatian
seperti ini yang dibutuhkan, tetapi nampaknya seperti memanjakan dan
tidak membuat anak mandiri. Oleh sebab itu, orang tua harus melakukannya
sesuai dengan tingkat usia anak-anaknya.
Pada
umumnya orang akan menyatakan kasihnya sesuai dengan bahasa kasih yang
dimiliki, misalnya ibu memiliki bahasa kasih melayani, maka ibu
cenderung menyatakan kasihnya lewat melayani. Bila dalam satu keluarga,
masing-masing anggota memiliki bahasa kasih yang berbeda satu sama lain,
mungkin ada anggota keluarga yang merasa dirinya kurang dikasihi, dan
menganggap anggota keluarga yang lain sebagai orang yang sulit
dimengerti. Oleh sebab itu, marilah kita mengenali bahasa kasih kita,
pasangan dan anak-anak kita.
Bagaimana mengenali bahasa kasih anakmu?
Belajar
untuk berbicara dengan bahasa kasih anak-anak kita akan menjadi suatu
pengalaman yang menarik. Meskipun proses “meneterjemahkannya” tidak
mudah, perlu adanya usaha untuk mencoba, tetapi ada beberapa petunjuk
untuk mengenali dan menemukan. Mari kita perhatikan jenis bahasa kasih
mana yang paling utama pada anak-anak kita:
1. Perhatikan bagaimana mereka mengekspresikan kasih padamu
Anak
dapat berbicara dengan baik sesuai bahasa kasihnya sendiri tanpa kita
sadari. Maka perhatikan bahasa-bahasa tersebut tak mungkin tidak bisa
bagi kita.
2. Perhatikan bagaimana mereka mengekspresikan kasih kepada orang lain
Perhatikan
dengan seksama bagaimana mereka berinteraksi dengan anak-anak dan orang
dewasa, dimana mereka paling sering menunjukan efeksinya / perasaannya.
3. Dengarkan permintaan yang mereka paling sering ajukan
Kebanyakan
anak-anak tidak malu untuk menuarakan permintaan dan keinginannya. Jika
kamu belajar untuk “mendengarkan” hal-hal yang anakmu minta, maka kamu
dapat mendengar bahasa utama dari anakmu.
4. Dengarkan keluhan-keluhan yang sering diutarakan anakmu
Ketika
kamu memperhatikan pada rengekan dan gerutuan mereka, maka hasilnya
akan mengejutkanmu. Keluhan-keluhan mereka bisa berada pada kategori
yang berhubungan dengan salah satu bahasa kasih.
5. Berikan mereka hanya satu dari dua pilihan
Cobalah
untuk memperkenalkan anakmu pada situasi dimana ada pilihan antara dua
bahasa kasih. Kemudian perhatikan pada keputusan yang dibuatnya. Pilihan
bahasa kasih anakmu yang paling sering terungkap dengan baik merupakan
bahasa kasih utamanya.
Perlu
diingat, bahwa bahasa kasih utama bukan satu-satunya bahasa yang
digunakan oleh anak, karena setiap anak memiliki kombinasi dari kelima
bahasa kasih, maka adalah bijaksana bila disamping bahasa kasih utama,
orang tua juga mengungkapkan kasihnya melalui bahasa kasih yang lain.
Sumber : Website Tunas Bangsa