Artikel ini ditulis untuk program Thanksgiving Thursday agar mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dalam keadaan apa pun dan dalam hal apapun karena apa pun yang terjadi semua ada campur tangan Tuhan, tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan ini. Kalau teman-teman ada yang mau ikutan program ini silahkan KLIK DISINI atau klik gambar diatas.
Jadi gini ceritanya, gue sama hubby kan suka banget nonton, jadi kita tuh sering banget beli DVD nah semalem itu kita nonton salah satu DVD yang judulnya Five Days of War. Karena nonton itu gue jadi terinpirasi untuk nulis artikel ini.
Ni ada beberapa gambar yang gue dapat dari om Google :
Dari judul dan gambarnya aja pasti udah ketahuan film ini gak jauh dari perang. Film ini diangkat dari Kisah Nyata sang reporter perang dan di dedikasikan untuk para reporter perang yang wafat saat menjalankan tugas meliput perang. Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah nonton film itu. Tapi gue cuma mau tulis garis besarnya aja dari apa yang gw lihat.
Di film itu ada seorang jurnalist perang yang hampir aja meninggal waktu perang di iran, trus setahun kemudian dia tugas lagi ke Georgia bersama seorang cameraman. Nah waktu dia tiba diibukota Georgia disitu gak kelihatan kalau negara tersebut lagi perang. Padahal didaerah perbatasan tentara Rusia dan milisi dari pihak musuh udah mulai serang perbatasan mereka. Kedua reporter ini pergi ke daerah perang tersebut, waktu mereka lagi menuju ke lokasi yang sudah diserang, mereka singgah dulu di sebuah desa yang saat itu ada salah satu penduduknya yang lagi rayain pesta pernikahan. Kemudian tanpa disangka-sangka pihak rusia jatohin bom ke tempat itu. *Asli deh, kasian banget liatnya*
Singkat cerita setelah itu mulailah perjalanan mereka ke daerah2 yang sudah diserang. Ada beberapa kejahatan perang terjadi disitu yang sempat direkam oleh sang cameraman. Beberapa rakyat sipil yang gak berdosa dibunuh secara masal, ditembak tembakin udah kaya nembakin boneka dan desa-desa dibakar sampe rata sama tanah. Disitu gue lihat kedua reporter ini mempertaruhkan nyawa mereka demi meliput perang tersebut.
Tapi bukan film itu yang mau gue ceritain, melainkan apa yang gue rasain setelah menonton film tersebut.
Setelah menonton film tersebut, gue mulai berpikir betapa beruntungnya gue dengan apa yang gue alamin sekarang. Gue tinggal di Jakarta kota yang memang macet, kotor, penuh polusi tapi jauh dari perang. Rasanya gue sangat jauh beruntung dari mereka yang hidup dinegara yang saat ini masih mengalami perang.
Kalo dipikir lagi, berapa kali gue mengucap syukur dengan keadaan jakarta yang macet, penuh polusi dan kotor ini tetapi tidak perang ? Jawannya hampir tidak pernah.
Berapa kali gue mengeluh dengan keadaan jakarta yang seperti ini ? Jawabannya hampir setiap hari...
Ahhh Tuhan rasanya malu banget, betapa gue ini kurang bersyukur dengan keadaan yang sekarang ini. Betapa gue ini kurang bersyukur dengan Kota tempat gue tinggal ini.
Mungkin kalau kita beritahu ke penduduk yang ada di negara yang saat ini masih bergulat dengan perang dan masih belum merasakan kemerdekaan tentang keadaan jakarta yang kotor dan tidak beraturan ini, pasti merekan akan bilang betapa beruntungnya kita yang tinggal di Jakarta. Dan yah memang benar, betapa beruntungnya kita yang tinggal di Jakarta. Walaupun kotor, sampah dimana - mana, banjir, sering mati lampu, polusi yang tinggi tapi paling tidak kita jauh dari perang, paling tidak kita bisa tidur dengan nyenyak tanpa berpikir kalau-kalau kita akan kejatuhan rudal saat tidur.
Dear God, malu rasanya saat kata-kata itu terbesit dipikiran ku.. kata-kata "betapa beruntungnya aku tinggal di Jakarta", karena selama ini yang sering ada dipikirannku selalu saja mengeluh dengan keadaan di Jakarta.
Tapi Tuhan terima kasih, lewat film itu Engkau mau ingatkan aku untuk selalu bersyukur akan apa pun juga.
Tapi Tuhan terima kasih, lewat film itu Engkau mau ingatkan aku untuk selalu bersyukur akan apa pun juga.
Terima kasih Tuhan, aku mau terus belajar untuk selalu bersyukur akan kota Jakarta walaupun kotor, banjir, sampah dimana-mana, tapi aku masih bisa berkumpul dengan keluarga ku tanpa takut ada rudal, aku masih bisa makan dengan tenang, aku masih bisa tidur dengan mimpi indah. Tuhan terima kasih Engkau mau selalu mengajariku untuk selalu melihat kebaikan yang Engkau berikan atas hidupku dan aku mau belajar untuk selalu bersyukur akan indonesia terlebih Kota Jakarta tempat aku tinggal.
(˘ʃƪ˘) Melisa Laksmono (˘ʃƪ˘)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar